Kejangganlan

(MGMS/81715570/2018)



Suatu hari Weka terbangun tengah malam. Dia teringat ada tugas yang belum ia kerjakan. “Waduh, hari ini mau presentasi, ya,” kata Weka pada diri sendiri. Dia melirik jam beker yang ada di sampingnya dan berkata “Lah, masih jam 2 pagi toh. Ya udahlah tidur aja.” Weka pun tertidur lelap dan lupa mengerjakan tugas tersebut.

Sebenarnya tugas itu adalah tugas kelompok. Ada 4 orang dalam 1 kelompok. Dan, sejujurnya tugas Weka tidak terlalu berat. Dia tinggal mencetakdan menata data-data dan gambar yang sudah diberikan temannya lewat flashdisk. Tapi Weka, gitulah orangnya... wkwkwkwk

oOo

Weka terbangun sekitar jam 5 pagi. Dia langsung bersiap siap menuju sekolah dan melupakan tugasnya tersebut. 

Sesampainya di sekolah, Ivan menyapa Weka dan bertanya, “ah, Akhirnya datang juga kamu. Gimana laporannya, udah jadi?” 

Sontak Weka teringat akan tugas itu. Melihat wajah Weka, Ivan tahu apa yang terjadi.

Ivan sih orangnya penyabar dan teman-teman sekelompoknya juga. Jadi mereka tidak memarahi Weka. Namun Guru dalam mapel tersebut yang, yah… begitulah. Jadi saat kelompok Weka dipanggil maju untuk presentasi, Pak Guru (yang bernama Pak Osino) menegur mereka. Untung saja beliau memberi Weka dkk. kesempatan untuk mengerjakan tugas itu sampai selesai dan dipresentasikan besok. Sebagai gantinya nilai atas presentasi tersebut dikurangi.  

Esoknya, jam 1 dini hari Weka terbangun. Dengan keadaan masih mengantuk dia mengambil lapotop yang terbungkus dalam tas laptop di tempat sholat. Ruangan itu tidak terlalu besar dan ada rak buku di sana. Selain itu keadaanya gelap dikarenakan lampunya yang mati. Tapi ya tetep dibiarkan begitu saja tidak diperbaiki. Toh buat apa sholat di tempat yang terang? Ga ngaruh. Yang penting, kan ke-khusyuk-annya. 

Kembali ke Weka. Anak itu keluar dari kamar dan berjalan menuju tempat sholat. Dia membuka laptopnya dan mulai mengerjakan. Tiba tiba, muncul bayangan hitam keluar dari layar laptop. Bayangan itu menutupi pandangan Weka.

Weka pun terbangun dari tempat tidurnya. Dia tidak peduli dengan hal barusan dan menganggapnya sebagai mimpi belaka. Laptop yang ada di tempat sholat dibawanya ke kamar. Tugas pun dikerjakannya sampai selesai.

oOo

Sesampainya di sekolah, Weka memberitahu Ivan kalau tugasnya sudah selesai. Dia dkk. pun presentasi dengan lancar. Namun, didapati olehnya sesuatu yang janggal. Dia bingung kenapa Pak Osino tidak terlihat kesal meskipun dia terlambat presentasinya.

Selesai presentasi, Weka kembali ke bangkunya. Dia melihat kelompok lain juga dipanggil untuk presentasi. Weka semakin bingung. “Bukanya kelompoknya Sastro sudah selesai presentasi kemarin?” dia bergunam dalam hati sambil mengelus dagunya. Saat itu pula Weka melihat tanggal jam tangannya. “Lho kok tanggal 11, bukanya itu kemarin?”.  Namun dia menyimpan rasa bingungnya itu sampai pulang sekolah. 

oOo

Karena penasaran, Weka melakukan hal yang sama esok harinya. Dia memasang beker sebelum dia tidur. Kemudian bangun jam 1 dini hari. “Hmm... tanggal 12,” dia berkata dengan diri sendiri ketika melihat kalender di ponselnya. Weka pun membuka laptopnya di tempat sholat. Dan benar, hal yang sama terjadi lagi; bayangan hitam keluar dari laptopnya

Weka terbangun (lagi) dan langsung melihat kalender di ponselnya. “Sudah kuduga!!! Sekarang tanggal 11 nih. Artinya aku bisa kembali ke masa lalu dengan cara ini” katanya dengan ekspresi gembira. Namun dalam sekejam kegembiraannya pudar. “Lho berarti aku hari ini presentasi dong. Walah harus tak selesain nih.” Dengan cepat, Weka menyelesaiakan tugasnya. Presentasi pun berjalan lancar seperti di saat weka belum kembali ke masa lalu

oOo

Beberapa hari setelah kejadian tersebut, Weka mempunyai ide. Idenya ga bener sih sesat, wkwkwkwk. Bagaimana tidak sesat. Dia berencana menjadi peramal. Dia pun membuat sebuah selembaran tentang peramal. Beberapa dari temannya tertarik dan menemui Weka untuk di ramal. 

Beberapa bulan setelah itu, rencana Weka sukses berat. Banyak yang datang kepadanya dan dia pun mendapat banyak uang. Weka melakukan hal ini sampai dia duduk di bangku kelas 12 (sebelumnya dia kls 7). Selain untuk meramal, dia juga menggunakan hal ini untuk mendapat nilai bagus saat ujian, terutama. Dia menghafal soal-soal yang ada dalam kertas ulangan dan kembali ke masa lalu untuk mengerjakannya di rumah.

oOo

Suatu hari, Weka mendapat kabar menyedihkan bahwa temannya, Ivan, telah tiada. Dia  tertabrak truk yang sopirnya sedang mabuk. Ivan adalah teman sekelasnya dulu sampai dia SMA. Weka terasa sangat terpukul atas kabar tersebut.  

Jadi begini ceritanya, Ivan izin keluar saat jam pelajaran untuk mengambil buku-buku paket yang sengaja ingin dia bawakan. Buku paket itu ada di rumah guru yang saat itu sakit. Sebab kemarin kehujanan.

Sebenarnya guru itu sudah bilang ke Ivan lewat whats App, “Mas, Ibu tidak jadi titip untuk bawakan buku. Karena saya sedang sakit, besok biar Ibu bawa sendiri saja.” Namun, karena tidak tega, Ivan tetap mengambil buku itu di rumah guru.

Singkat cerita, Ivan sudah mengambil buku paket itu dan kembali ke sekolah dengan motornya. Pada saat itulah di perempatan ada sebuah truk yang tetap melaju kencang saat lampu masih merah. Kejadian itu terjadi pada tanggal 28 Juli.

oOo

Weka pun kembali ke tanggal 28 Juli  untuk menyelamatkan temannya itu. Namun, saat kembali ke tanggal itu, dia tidak melihat motor Ivan di Parkiran dekat sekolah. Weka pun bertanya kepada Roni yang saat itu lewat di depannya.

“Hey Ron!!!” kata Weka.

“Yak?” sahut Roni

“Ivan belum datang ya, kok motornya tidak ada?”

Spontan Roni menepuk pundak Weka seraya berkata, “Sabar ya Bro.”

Weka yang kebingungan menjawab, “Sabar?”

“Ya sabar. Kawanmu Ivan telah tiada, Bro. Apakah kabarnya belum sampai ke kamu, Bro?” Roni menjawab.

oOo

Weka kaget. Ternyata dia tetap di tanggal 29, bukan kembali ke tanggal 28. Dengan rasa penasaran dan sedih yang mendalam, Weka mencoba ke masa lalu lagi. Dia membuka laptopnya di tempat sholat pada dini hari. Namun tidak ada bayangan hitam. Tidak terjadi apa-apa. Beberapa saat kemudian, ada tangan yang pucat keluar dari tembok di belakang Weka. Tangan itu menutupi wajah Weka. Dia pun terkirim ke suatu tempat yang tidak jelas. Hitam semua.

oOo

Di sana dia mendengar sebuah suara. Itu adalah suara Ivan. Namun Weka tidak bisa bicara apa pun. Seakan mulutnya terkunci.

“Hai Gindra” sapa Ivan. Tidak ada wujud Ivan, hanya ada suaranya saja. “Di sini aku hanya ingin bicara singkat saja”. Ivan pun melanjutkan perkatannya “Begini, semua manusia itu ada waktunya masing-masing, dan sekarang waktuku sudah habis. Jadi biarkan aku pergi”

Mendengar hal itu Weka berteriak (akhirnya dia bisa bicara) “Biarkan aku ikut!!!” Ivan hanya tersenyum dan tubuhnya mulai memudar menjadi debu. Sebelum semua tubuh Ivan menghilang. Weka menjabat tangan Ivan. Dan Weka ikut pudar.

oOo

Beberapa hari setelah itu, rumah Weka menghilang. Berubah menjadi tanah lapang. 

-TAMAT-
Baca juga Cerpen Fantasi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Old Dreams Never Die

Chapter 3

Time of Lunar Eclipse