Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2018

Kejangganlan

(MGMS/81715570 /2018) Suatu hari Weka terbangun tengah malam. Dia teringat ada tugas yang belum ia kerjakan. “Waduh, hari ini mau presentasi, ya,” kata Weka pada diri sendiri. Dia melirik jam beker yang ada di sampingnya dan berkata “Lah, masih jam 2 pagi toh. Ya udahlah tidur aja.” Weka pun tertidur lelap dan lupa mengerjakan tugas tersebut. Sebenarnya tugas itu adalah tugas kelompok. Ada 4 orang dalam 1 kelompok. Dan, sejujurnya tugas Weka tidak terlalu berat. Dia tinggal mencetakdan menata data-data dan gambar yang sudah diberikan temannya lewat flashdisk. Tapi Weka, gitulah orangnya... wkwkwkwk oOo Weka terbangun sekitar jam 5 pagi. Dia langsung bersiap siap menuju sekolah dan melupakan tugasnya tersebut.  Sesampainya di sekolah, Ivan menyapa Weka dan bertanya, “ah, Akhirnya datang juga kamu. Gimana laporannya, udah jadi?”  Sontak Weka teringat akan tugas itu. Melihat wajah Weka, Ivan tahu apa yang terjadi. Ivan sih orangnya penyabar dan teman-teman sekelompoknya juga. Jadi

Penerbangan yang [tidak] Membosankan

Di sebuah penerbangan, ada tiga orang laki-laki yang berasal dari negara yang berbeda. Salah satu dari mereka berasal dari Indonesia. Namanya Sianu. Dia duduk bersama Fulan dari Asab Saudi dan Anamed dari Amerika Serikat. Mereka berbincang-bincang menceritakan kelebihan negara masing-masing.  Waktu makan pun tiba. Seorang pelayan mengantarkan makanan dan mulai mereka makan oOo Setelah makan, Anamed mengambil selembar uang US$ 100.000,- dan mengusapkannya di bibir. Setelah itu, ia membuangnya keluar jendela. Sianu bertanya kepada Anamed, “Kenapa uangnya, kok, dibuang? Kan, sayang.” Anamed menjawab dengan santainya, “Tenang-tenang. Amerika itu kaya. Disana ada banyak dolar.” Fulan yang mulai emosi mengambil sebotol minyak wangi dan mengoleskannya di tangannya, sedikit saja. Kemudian ia buang botol tersebut keluar jendela. Sianu kembali berkomentar, “Kenapa minyak wanginya, kok, dibuang-buang? Kan, sayang.” Fulan menjawab dengan suara datar, “Tenang-te

Libur

Crita Preian Preian tahun iki aku sakaluarga menyang Pasuruan, ing omahe eyang Simbah. Aku budhal numpak sepur.

DIRIKU I

Memori (MGMS/81715570/2017) Masih di sore yang sama, tidak jauh dari mall itu terlihat seseorang mengenakan setelan agak rapi. Dia memakai atasan semacam jas hitam yang agak panjang, celana hitam panjang, serta sepatu kantoran. Jika kalian tau baju Sherlock homes, mirip seperti itu. Wajahnya kurang begitu jelas karena tertutupi bayangan benda disekitarnya. Tepat sebelum Ashrahi melompat dari gedung, pria misterius ini berlari mendekati. Ketika Ashrahi hampir menyentuh tanah, pria ini melemparkan sebuah alat. Bentuknya seperti bunga yang mekar, yang lebih ke arah polygon. Benda itu melayang di udara dan menyentuh tubuh Ashrahi. Seketika benda itu menyinari sekitarnya seperti flashbang, yang berlaku untuk radius tertentu. Namun tidak seperti flashbang umumnya, yang hanya mempengaruhi orang yang melihatnya. Cahaya itu hilang beberapa saat kemudian, bersamaan dengan Ashrahi dan pria misterius itu. Suatu sore yang agak mendung, ada seseorang yang berdiri di puncak sebuah mall. Dia masih rem

Bersyukur kepada Allah

Nabi Muhammad adalah sosok yang paling banyak bersyukur dari siapapun. Bahkan, meskipun sudah dijamin masuk syurga oleh Allah swt., beliau tetap melaksanakan shalat malam hingga pernah suatu ketika ditegur oleh istrinya. oOo Suatu hari, setelah shalat Ashar, ada seorang pemuda yang duduk di masjid. Sebut saja namanya Farel. Dia sedang menunggu ‘pak imam’. Setelah ‘pak imam’ keluar, si pemuda mngucapkan salam dan menjabat tangannya. Si Farel mulai bertanya Farel: “Assalamu’alaikum” Pak imam: “Wa’alaikumsalam” Farel: “Pak, saya boleh tanya?” Pak imam: “Tanya apa?” Farel: “Begini, pak. Saya ini sudah bekerja sebagai tukang cukur selama 5 tahun, namun kok belum kaya-kaya. Apa ada doa agar cepat kaya, Pak?” Pak imam: “Begini saja. Di luar sana ada orang yang membutuhkan donor kaki. Apa kamu mau mendonorkan kakimu, satu saja?” Farel: “Ya, tidak mau, Pak.” Pak imam: “Bagaimana kalau ditukar 100 juta?” Farel: “Ya, tidak mau, Pak.” Pa