Diriku 3

Masa Lampau

(MGMS/81715570/2017)

Terakhir kali kuingat, aku sedang menuju Dunia Erscritson. Sekarang nampaknya aku kembali ke tahun yang menyebalkan itu. Tiba-tiba saja seberkas cahaya biru muncul di depanku. Aku sudah menunggu penjelasan daripadanya.

“Hi,” sapanya.

Aku hanya diam dan melihat makhluk aneh yang bisa-bisanya kupercaya ini.

“Oh, ayolah Ashrahi, ini bagian dari proses” Kata makhluk aneh itu

Proses? Proses pala-lu kotak!!” Aku melotot

Hey Ash, jangan ejek aku dengan kepala kotak. Kepalaku ini bulat. Dan aku punya nama, BYZYX ingat itu!!” jawabnya dengan muka merah menyala. Aku diam tidak menanggapinya. Ya, ya. Nampaknya kamu memang perlu penjelasan, Ash” jawab Byzyx, si robot kecil yang aneh, atau apalah dia itu. Aku hanya meliriknya, tak berkomentar.

“Seperti yang kamu ketahui, untuk masuk ke dunia Erscritson, kamu harus hilang, lenyap dari duniamu. Jadi aku memberimu alat untuk……” belum selesai BYZYX menjelaskan, sudah kupotong.

“Langsung ke intinya saja! Jangan ulangi kejadian kemarin. Entah itu bisa disebut kemarin atau tidak.”

“Sabar... Sabar, Ash.

“Jadi, ada beberapa alasan kenapa kamu bisa berada di masamu yang ini. Alasan pertama karena dunia yang kamu alami selama ini adalah delusi-mu sendiri.”

“Delusi? Beneran, BY. Masa dari dulu cuma delusi?!” kataku kebingungan

“Ya, tidak semua. Dan sekedar info, secara otomatis kamu terlontar ke masa di mana delusimu bisa hilang”

Hm... okelah,” kataku. Terus alasan yang lain?”

Eh?! Hehehe.Tawanya, seperti sepeda motor menggerang ketika digas.

Aku hanya diam, sambil memasang wajah kecurigaan penuh kepada BYZYX.

“Sebenarnya dunia itu belum jadi, Ash lanjutnya.

Kesabaranku sudah habis, aku meremas kepala kecilnya hingga dia berbunyiBIIIIIIIP”. Dia langsung berubah menjadi kumpulan debu pixel untuk meloloskan diri dari genggamanku. Beberapa saat kemudian, debu itu berubah membentuk dirinya lagi.

BYZYX terbatuk batuk setelah itu. Aku pun merasa iba. Dan bertanya lagi kepadanya untuk mencairkan suasana.

“By the way, ini tahun berapa?”

“Tahun 2018, sekarang tanggal 2” Jawab BYZYX sambil menundukan kepalanya.

“Baiklah, BY, bawa aku ke tempat biasanya”

“OK” jawabnya dengan wajah yang masih sakit itu. Entahlah makhluk sebesar boneka beruang ini bisa sakit hanya karena diremas.

BYZYX pun mengaktifkan portalnya yang berwujud cahaya biru itu. Dia menoleh kepadaku, memberi isyarat agar aku segera masuk. “Sebentar” kataku. Aku mengambil benda itu dan mengangkatnya beberapa kali untuk memastikan masih ada isinya. Aku pun berjalan masuk ke dalam portal dan beberapa detik kemudian aku sampai.

Aku berada di atas Mall dan cuacanya cerah. Kulihat jam dan masih jam 5 sore. Berarti mereka belum pulang.

“Jelaskan BY, yang tadi secara rinci!” Kataku sambil menyalakan benda itu.Maaf tadi aku kebawa emosi.

“Sans. Untuk menuju Dunia Erscritson, kamu harus hilang dari duniamu” Byzyx mulai menjelaskan.

Aku menghirup benda itu dan mengeluarkannya dengan sangat banyak

“Hilang bukan berarti kau mati. Kau hanya berpindah dunia. Untuk itu aku memberimu jam yang bisa melenyapkan segala sesuatu yang behubungan denganmu, dan membuat orang lain lupa akan dirimu, kecuali yang melihatmu berpindah dunia.” Sekarang dia mulai membaik

“Jadi semua yang kualami sebelumnya hanya mimpi belaka?”

“Tidak, justru sekarang adalah mimpi” Byzyx menggeleng

Melihat raut mukaku yang sedikit kikuk, Byzyx pun berkata, “Sebenarnya ini rumit, tapi sederhananya ….” Byzyx diam sejenak sambil mengelus-elus dagunya (entah itu bisa disebut dagu atau tidak), kemudian berkata, “Dunia ini terbentuk karena delusimu. Jadi semua yang kau alami sebelumnya adalah kenyataan - termasuk saat kau berpindah ke dunia Erscritson (baca Diriku 1).

Aku yang mulai paham dengan penjelasan BY tersadar akan sesuatu. “Tunggu dulu, berarti mereka benar-benar melihatku jatuh dari gedung?” tanyaku memastikan.

“Yap! Itulah yang terjadi. Maka dari itu….” Saking fokusnya memandang langit dan mendengarkan cerita BY - Aku sampai tidak sadar kalau aku menghembuskannya ke robot itu.

Aduh” reaksi BY, menyebabkannya mengeluarkan suara seperti radio yang sudah usang, “NGIIIING

Aku pun kaget dan spontan menyingkirkan asap itu dari BYZYX sambil berkata, “Sori, sejak kapan lu ada di sampingku?” Sebenarnya bukan di samping sih--dia melayang dan berada di tepat sebelah kepalaku.

“Lupakan,” jawabnya. “Aku akan lanjut menjelaskan seperti yang kau minta, Ash. Tapi kalau aku boleh mengingatkan, jangan pakai rasa anggur saat ada aku di dekatmu. Aku benci baunya” Lanjut B sedikit kesal.

“Ya.. gimana yak. Ini kan kita kembali ke masa 2018. Saat itu aku hanya mampu membeli rasa anggur. Ya tidak terlalu epic sih, tapi lumayan lah dan harganya pun murah”

“Alasan mengapa kau terlontar ke masa ini adalah karena duniamu yang kau tinggali dulu itu hanyalah delusimu” jelas BYZYX tanpa memperdulikan perataanku sebelumnya.

“Selain itu, Dunia Erscritson perlu banyak orang yang menempatinya agar dunia itu berjalan dengan baik. Sedangkan, aku baru menemukanmu dan Ivan beserta temannya. Dan di sini, di tahun ini, adalah kesempatanmu untuk keluar dari delusi ini dan secara otomatis berhenti merokok.”

Ini bukan rokok, ini Vape, BY” aku berkata pelan. B hanya menoleh kepadaku.

“Setelah ini kukembalikan, kau ke kamarmu, Ash. Hilangkan Delusimu sendiri, baru kau bisa ke Dunia Erscritson. Sementara aku akan mencari orang yang akan ke sana.” BYZYX tersenyum simpul.

***

Setelah itu aku kembali ke kamarku. Kulihat jam yang diberikan BY. Sekarang pukul 19.00. Aku baru ingat kalau merekaorang tuaku—pulang besok, Minggu. Aku jadi punya waktu untuk memikirkan delusi apa yang BY maksudkan

Beberapa jam kemudian aku mendapat beberapa komentar dan protes atas videoku. Aku tidak terlalu peduli. Semuanya akan sama saja seperti biasanya. Mereka akan protes dan bicara ini itu. Kemudian menasehati dan selesai.

Aku melihat gawaiku dan mendapati ada pesan masuk. Ternyata bagian dari mereka--orang orang yang protes. Kujawab santai saja, Bunuh aja, kalau tidak terimatentu saja itu lelucon murahan. Dia tidak mungkin membunuhku. Beberapa detik kemudian pesan itu terbaca dan dia mengetikan sesuatu, Kamu depresi’kah? Kok kayak mau bunuh gitu. Aku sedikit terkejut dengan pertanyaan itu. Bunuh? Selama ini aku tidak ada niatan membunuh siapa pun. Sekalinya ada itu adalah AZI.

Jadi kujawab, nggak lah. Kemudian aku menjawab lagi, Ada sih, sifatku sendiri yang penuh dosa ini

“Kamu ada masalah kah?” jawabnya

Masalah? Satu satunya masalahku saat ini adalah aku terlontar ke masa ini dan bukannya ke Dunia Erscritson. Tapi kalau aku jawab seperti itu, bias-bisa dianggap gila aku ini. Jadi kuputuskan menjawabnya dengan menceritakan sedikit masalah lain yang kualamiyah sambil cari tau lah apa yang dimaksud BY.

“Masalah? Mungkin saja. Aku selalu terbayang-bayang masalahku saat mengerjaimu dan teman-temanmu. Sampai sekarang pun aku tidak tahu untuk apa akun melakukan itu semua”

“Jadi intinya kamu menyesal kan? Coba jangan disesali”

“bagaimana tidak menyesali? Aku selalu dihantui oleh jelmaan-mu”

“loh kenapa aku?”

“Mungkin karena kamu yang paling merasa terganggu. Aku berpikiran seperti itu karena dulu aku pernah bilang padanya kalau aku dihantuinya. Namun dia malah tertawa senang. Dan aku merasa bingung. Seingatku aku tidak pernah mengalami kejadian ini sebelum aku mengulang waktu.

“Aku biasa aja SUMPAH aaa”

Aku berpikir sepersekian detik dan percakapan itu berakhir dengan beberapa kalimat. Aku terdiam sejenak. Ada banyak hal yang terlintas di benakku saat ini. Kupikir dia sangat membenciku dan sangat terganggu pula dengan apa yang kulakukan. Ternyata, pada kenyataannya tidak, dia biasa saja. Aku jadi berpikir apakah orang lainyg kuganggujuga seperti itu? Orang yang justru lebih ceria daripada Fad?

Untuk menguak rasa penasaranku ini, aku menceritakannya kepada Vion. Aku sering menceritakan masalahku kepadanya, pada malam hari. Dia, terkadang aku juga membayarnya untuk membuatkanku gambar atau semacamnya. “Jadi begitulah ceritanya”

“Syukurlah kamu sadar, karena mereka tidak suka dengan sikapmu itu. Mereka sampai salah paham ke aku. Mereka kira aku membelamu”

“Mereka?”

“ODQ. Ditambah lagi kata katanya yang menusuk ke aku. Sakit heeee. Aku ya jelasin, kalau aku ga bela kamu. Aku juga ga rela temanku kamu ganggu”

“Ya udahlah.” Aku tidak bisa berkomentar lagi. pembicaraan itu kututup dengan mengingatkan Vion agar mengerjakan tugasnya—menggambar.

Aku jadi berpikir berapa banyak orang yang membenciku? Namun aku tidak terlalu peduli sekrang. Tak perlu kuselali seperti kata Fad. Ada beberapa hal yang berubah dariku setelah pembicaraan dengan Fad dan Vion beberapa hari yang lalu. Sekarang aku tidak terlalu peduli lagi dengan apa yang sudah terjadi. Aku pun juga tidak terlalu memikirkan DIah, Wira dan Vion.

Selain itu, sekarang aku tidak ada keinginan untuk menghirup. Sekalinya aku mencoba menghirup, aku berpikir apa enaknya? Aku sekarang juga tahu, walaupun jarang berkumpul secara lengkap, mereka tidak melupakan apa itu teman. Buktinya Vion tidak membelaku dan setuju kalau yang kulakukan salah serta melukai hati kedua temannya. Aku berpikir seberapa banyak orang yang membenciku? Orang yang kelihatannya bahagia saja ternyata membenciku, apalagi yang hanya diam.

***

Esok harinya aku terbangun cukup siang. Aku bangun sekitar jam 7 pagi dan mendengar suara sepeda motor kakakku yang mulai pergi. Aku pun membuka pintu dan terlihat kedua orang tuaku.

“Hey nak, ayah berangkat dulu ya sama ibu, Assallamualaikum,” kata ayah sambil keluar dari pintu.

Aku pun hanya menjawab lirih, dan ibuku juga melakukan hal yang sama.

Aku mulai mencari notesku untuk mengetahui tugas apa yang kiranya belum kukerjakan. Ternyata lumayan banyak. Aku pun mulai mengerjakannya sampai selesai. Kulihat ponselku dan membuka game. Tapi entah mengapa, aku bosan dengan game dan mulai mengerjakan tugasku lagi.

***

Sekitar pukul 10:00. Orang tuaku pulang dan membawakan beberapa makanan. Rutinitas yang cukup membuatku kesal. Mereka melakukan ini sejak kejadian itu. Aku pun berbicara sebentar kepada mereka dan memakan beberapa makanan yang ada.

***

Hari berjalan cepat, sudah waktunya aku untuk tidur karena besok sekolah. Aku membuka ponsel dan melihat lihat insta maupun WA. Aku sedikit merasa iri dengan teman-temanku, mereka mempunyai teman dekat yang yah… akrab lah. Sedangkan aku….

Aku mulai mengantuk saat selesai melihat semua status dan story yang ada. Aku mengambil selimut dan mulai tidur. Belum sedetik aku memejamkan mata, mereka mulai lagi. Orang tuaku bertengkar hanya karena masalah sepele. Sejak hari itu, keduanya saling membuat status tentang quote dan masa lalu mereka. Dan kau tau? Itu membuatku sedikit terganggu. Karena aku tidak suka sesuatu yang berbau drama. Walau begitu kehidupanku dipenuhi dengan drama pula, sungguh paradox.

***

Beberapa hari setelah itu aku baru ingat akan sesuatu. Aku baru ingat kalau hari itu ada latihan drama. Sebenarnya aku malas untuk latihan karena banyak tugas yang belum dikerjakan, tapi... ya sudahlah.

Aku pun punya ide agar aku bisa nyicil tugas. Disaat yang lain main game sambil menunggu disuruh latihan, aku mengerjakan tugas. Beberapa menit setelah itu ketua kelas mulai menyuruh latihan dan beberapa ponsel pun diambil paksa. Aku sih santai saja dan tetap mengerjakan.

Ketua kelas itu pun memanggilku. “ASHRAHI!!!!!”

Aku pun mendongak dan hanya melihat Pharsa

Omelannya pun dimulai dan aku hanya menjawab santai tidak berusaha membela sedikit pun. Melihat ekspresinya yang benar-benar marah, aku pun menutup buku dan mulai latihan. Aku mengikuti gerakan-gerakan bodoh itu sambil menenangkan AZI.

 Beberapa menit setelah itu Eton berteriak,Wis, wis. Mandek disek istirahat!!!”

Aku pun menuju ke sudut ruangan untuk menenangkan AZI agar tidak mengambil alih. Namun aku melihat Pharsa dan Ica (wakil ketua kelas) sedang ngobrol di sana. Mereka menoleh ke arahku dan aku keluar ruangan. Kurasa aku sudah tidak bisa menahan AZI lagi.

***

Malamnya aku melihat lihat Whats App. Ya, itulah yang kulakukan setiap hari. Aku melihat status salah satu dari mereka. Captionnya sedikit aneh, tapi kalau dipikir-pikir dia memang selalu aneh. Aku mengomentari status itu dengan menjawab ‘yang normal’.

Beberapa menit kemudian dia menjawab ‘tdk ad hehe’.

Kupancing terus dengan beberapa perkataan sampai ada celah untuk menanyakan hal itu. Akhirnya celah itu muncul dan aku menanyakannya.

Dia pun menjawab ‘jarang’. Sesaat kupikir jawaban itu sudah cukup. Namun, tiba-tiba terpikir kalau aku bisa menggali lebih dalam. Akhirnya aku bertanya dengan intro yang kupikir panjang juga. Intinya aku bertanya, ‘apakah dia membenciku ?’. Dia pun menjelaskan yang intinya tidak. Namun, lagi-lagi aku tidak percaya. Mana ada orang yang secara jujur menyatakan pemikirannya ke orang lain, apalagi hal itu bersangkutan dengan orang tersebut? Ditambah informasi dari Vion.

Beberapa saat setelah itu aku merasa mengantuk. Aku pun meletakan ponselku di meja dan mulai memejamkan mata. Namun sepertinya BYZYX ingin memberitahuku sesuatu. Dari sudut ruang kamarku, muncul cahaya biru milik BY. Secara perlahan cahaya itu membentuk bola dan masuk ke dalam diriku. Sekejap aku merasa mengantuk dan aku menutup mata.

***

Aku pun terbangun setelah kejadian panjang itu. Mimpi tadi malam seakan sebuah kunci dari semua ini. Aku pun akhirnya sadar apa yang terjadi pada diriku selama ini. Aku selalu berputar pada masalah itu-itu saja dan berakhir menjadi paradox. Kuambil kesimpulan: Aku melakukan semua ini karena aku membenci diriku sendiri. Aku membeci kehidupanku yang selalu begini. Selain itu, aku juga merasa iri melihat seseorang yang dulunya sepertiku dan sekarang berubah menjadi lebih baik. Kenapa aku tidak bisa melakukannya? Kemudian aku melampiaskan masalah itu ke hal-hal “sampah”. Kulakukan itu karena aku tidak, ah, maksudku belum--semoga saja--tidak memiliki teman. Yah, memang kalau secara definisi umum aku punya banyak. Tapi menurutku, aku tidak memilikinya. Sebab Teman adalah seseorang yang mengerti dirimu, seseorang yang bercanda atau bahkan mengejekmu saat kau senang, namun menghiburmu saat kau sedih. Seseorang yang peduli denganmu, peduli dengan masalahmu dan membantu menyelesaikannya. Seseorang yang tidak akan meninggalkanmu hanya karena sebuah materi. Mereka hanya memiliki satu alasan untuk melakukan itu semua. Alasan itu adalah karena kau temanku.

Aku pun bangun dari tempat tidur. Menyiapkan ini itu. Mengambil jam pemberian BYZYX dan kembali ke rute perjalanan yang benar.

Dunia Erscritson 1

Komentar

  1. Delusi atau waham adalah suatu keyakinan yang salah karena bertentangan dengan kenyataan. Gangguan delusi merupakan salah satu jenis penyakit mental psikosis. Psikosis sendiri ditandai dengan ketidaksinambungan antara pemikiran dan emosi sehingga penderitanya kehilangan kontak dengan realitas sebenarnya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Old Dreams Never Die

Accompanied by the Light of Dawn

Chapter 3