Terrorism, Cyberwarfare, and People's Republic of China


(Nomor 1) dilansir dari artikel yang diunggah di Idntimes.com, ada 6 cara yang bisa dilakukan, demi mencegah aksi terorisme. Keenamnya dapat dijabarkan menjadi:
1. Menggunakan media sosial dengan bijak
2. Memperluas pergaulan, dengan orang yang berbeda latar belakang
3. Melawan "kebencian" dengan "kebaikan"
4. Terlibat dalam gerakan dan kampanye perdamaian
5. Mempelajari pengetahuan agama, secara kritis dan proaktif. Serta, 
6. Melaporkan tindak tanduk yang mencurigakan


(Nomor 2) dikutip dari Indonesiasatu.co, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mencontohkan, pelancaran serangan siber yang pernah dilakukan oleh Amerika Serikat dan Israel, untuk menghentikan program nuklir Iran.

Menurut beliau:
"Meskipun serangan itu belum mampu menghentikan program nuklir Iran, namun konsep itu menunjukkan serangan siber dapat menjadi suatu opsi yang setara dampaknya, dengan senjata kinetik,"

"Kepemimpinan negara baru superpower,  telah mengubah pola intensitas komitmen, terhadap keamanan global,"

"... menjadikan fungsi utama angkatan perang sebagai peran konvensional, menjadi obsolete (atau usang). Jika dibandingkan dengan, ancaman kontemporer lainnya yang bersifat asimetris, proksi, hibrida, dan kejahatan lintas negara. Termasuk siber,"

Juga
"Melalui berbagai media sosial, dan jaringan media internet lainnya, host dari kelompok teroris telah mampu secara cepat, menyebarkan pengaruh. Dan bahkan, mengaktifkan sel tidur ataupun simpatisan-nya di seluruh dunia, demi mendukung kepentingannya,"


(Nomor 3) Ya. Berdasarkan artikel yang diunggah di Matamatapolitik.com, pada bulan Agustus 2020, 
Republik Rakyat China tengah berusaha "menguasai" Laut China Selatan. Menggunakan kekuatan militer. 
Yang hasilnya, sering terjadi perseteruan antara negara² di sekitar-nya. Khususnya, Asia Tenggara.
Yang perlu dilakukan oleh Indonesia hanyalah, memperketat penjagaan di perbatasan bagian utara. Sambil, terus menjalin komunikasi, membahas batas-batas secara hukum.

Komentar

  1. Tambahan.
    Menurut artikel yang sama, yang diunggah di Indonesiasatu.co :

    Ancaman yang keempat, menurut Hadi, berasal dari kebangkitan Tiongkok yang sangat pesat. Karena, negara tersebut telah mengubah konstelasi politik dunia, dalam waktu singkat. Lewat ekonomi dan militer.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kata beliau, "Melalui ketiga pangkalan tersebut, dan di Pulau Hudi, Tiongkok diperkirakan akan mampu menyelengarakan perang, di seluruh wilayah Laut Cina Selatan."

      Hapus
    2. Maka dari itu,

      "Sebagai negara kepulauan, Indonesia bertanggungjawab atas, keselamatan dan keamanan di wilayah laut yang menjadi yurisdiksinya.
      Termasuk pada, laut-laut bebas yang berbatasan langsung dengan wilayah tersebut,"

      Hapus

Posting Komentar

Selanjutnya

Chapter 161

Fighters on the Stormy Sea: Epilogue

Treant Protector