Po Cong the pocong
Po Cong dan Si Ijuk
Malam minggu adalah malam yang paling dinanti-nanti
oleh pelajar. Berbeda dengan malam Jum’at. Pada malam ini banyak orang yang
mengaitkannya pada hal mistis, terutama jum’at Kliwon.
Kebetulan saat ini adalah malam Jum’at Legi. Ibu-ibu
kampung pada mengikuti pengjian. Jadi terdengar banyak salawat nabi yang dibaca
pada hari itu. Sementara Po Cong, pocong yang suka keluyuran sedang sembunyi di
belakang pohon. “Wah lumayan nih banyak mangsa (untuk ditakut-takuti).”
Tiba-tiba, ada
sebuah tangan yang memegang pundak kiri Po. Po pun menoleh dan kaget. Sementara
si Empu-nya tangan justru tertawa.
“Hahaha… topeng siapa itu lu pakai? Kayak badut aja,
saking hidungnya pesek,” kata si Empu-nya tangan.
“Kirain siapa, ternyata si Ijuk,” kata Po. “Ngapain lu
ke sini? Ga shalat ta?”
“Shalat magrib, ya? Udah tadi.” Kata Si Ijuk
“Shalat Isya’?”
“O ya, nanti aja. Ini mau beli siomay,” jawab si Ijuk,
“lagian ngapain kamu pakai topeng badut kaya gitu, kan ga serem.”
“Lho…. Jangan salah. Tugas nakut-nakuti itu sudah
mainstream. Sekarang ini aku sudah jadi penghibur.” ‘ituloh kayak S@*#*@xyz’
“Siapa itu?”
“Aduh, ituloh yang terkenal. Yang… kepalanya kaya
keju, celananya kaya baju”
“Ah, terserah luh. Pocong tugasnya ya nakut-nakutin,
itu sudah kodratnya.” Komentar Ijuk. “Udah udah buka aja tu topeng.”
Po pun membuka topengnya sedikit [lho emangnya pocong
bisa buka topeng? Tangannya kan kebalut]. Namun, belum selesai topeng kebuka, terbirit
birit sudah Ijuk lari ke Masjid, “Untung aja sempat lari. Kalau gak, sudah mati
merinding aku di sana. Wajahnya pocong kan serem.”
Tiba-tiba ada orang yang menyodorkan semangkuk siomay
kepada si Ijuk, “Ini mas siomaynya.”
“Lho… terimakasih, bang,” kata Ijuk sambil menampani
semangkuk siomay. “Anda kok tau porsi saya segini?”
“Kan situ sering beli.”
“O iya-ya.”
“Ya udah mas, cepat ya. Sekalian habis ini langsung
jama’ah”
Sementara Po memakai kembali topengnya, dengan cara
yang tidak bisa dijelaskan. “Sendiri takut. Suruh orang nakut-nakutin.”
Po melompat kearah kiri dan melompat-lompat. Sementara
di jalanan samping ada ibu-ibu yang baru pulang pengajian. Salah satu dari
mereka menoleh ke arah Po dan ia berteriak. “Po… Po…” bersamaan dengan Po yang
menoleh kearah ibu-ibu “Pocong!!!!!!” Wanita tersebut langsung pingsan,
sementara temannya menoleh kearah Po, dan pingsan juga.
Po sadar dan berkata dalam hatinya Waduh, salah teknik aku. Itukan cara nakut-nakutin
orang. Bukan menghibur. Po pun melompat jauh.
Tamat
Komentar
Posting Komentar